SEPERTI BEJANA DI TANGAN PENJUNAN

November 5, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 05 November 2024
Yeremia 18: 6, Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel,demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Harus kita akui bahwa kita adalah bagaikan tanah liat yang sedang dibentuk TUHAN sesuai dengan rencana-Nya. Memang sangatlah mudah bagi kita untuk berkata bahwa kita adalah bejana-bejana yang siap dibentuk seturut kehendak Tuhan. Tetapi ketika kita mengalami proses pembentukan itu, ternyata prosesnya sering kali menyakitkan.

Periuk terbuat dari tanah liat, dengan warna hitam keabuan, bentuk bulat dengan bibir membalik keluar dan berleher. Periuk atau kuali banyak dijual di pasar atau toko tradisional. Periuk terbuat dari tanah liat, pasir halus dan air. Bahan-bahan itu dicampur dan diaduk-aduk sampai agak mengeras tapi masih mudah untuk dibentuk. Zaman dahulu Fungsi dari periuk adalah sebagai wadah untuk menanak nasi atau memasak bahan makanan lainnya.
Rekan-rekan youth, Kitab Yeremia menceritakan tentang kehidupan Nabi Yeremia yang dipanggil oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada bangsa Israel. Kitab ini juga berisi pesan-pesan yang mengajarkan tentang pentingnya: Setia kepada Allah, Bertobat dari dosa, Hidup dalam ketaatan terhadap perjanjian Allah. Kalau kita baca seluruh pasal, mungkin kitab isa terbawa perasaan mendengar dan menyimak kisah nabi Yeremia yang diperintah oleh Tuhan untuk supaya bangsa Israel beribadah lagi kepada Tuhan.
Pernah suatu kali, nabi Yeremia mengunjungi rumah seorang tukang periuk dan melihat si tukang membentuk ulang tanah liat yang “rusak” dengan hati-hati menjadi “bejana lain” (ay.4). periuk yang rusak ini dibentuk lagi oleh tukang periuk tersebut karna ada beberapa kendala yang dia hadapi, sehingga harus dihancurkan lagi dan dibentuk lagi, sampai seluruh permukaannya siap dihaluskan.
Nabi Yeremia mengingatkan kita melalui kisah ini bahwa Allah adalah Tukang periuk yang piawai, dan kita tanah liatnya. Yeremia memakai analogi tukang periuk dan tanah liat untuk menggambarkan kebebasan Allah dalam menghakimi dan memulihkan umat-Nya. Sekalipun Allah berjanji akan “membangun dan menanam” suatu bangsa (Yeremia 18:9), ini tidak berarti bangsa itu dapat berpuas diri dan menjadi sombong, karena Allah bebas untuk menghakimi dosa yang tidak disesali (ay.10). Di sisi lain, penghakiman Allah atas Israel tidak berarti kehancuran mereka bersifat permanen. Jika Israel bertobat, Allah, seperti tukang periuk yang membentuk kembali tanah liat, akan dengan bebas membentuk dan membangun kembali Israel (ay.8). Metafora tukang periuk dan tanah liat juga menekankan maksud baik Allah bagi ciptaan-Nya. Ketika menemukan cacat pada tanah liat (kurang lembap, menggumpal, atau masalah lain), tukang periuk akan mengolahnya hingga menjadi bentuk yang dapat digunakan. Demikian pula, Allah tidak mencampakkan ciptaan-Nya, melainkan terus membentuknya untuk mencapai tujuan-Nya yang baik.


Seperti itulah Tuhan kita yang adalah seperti Tukang Periuk. Dia berdaulat dan sanggup memakai apa yang diciptakan-Nya untuk menghancurkan kejahatan sekaligus menciptakan keindahan di dalam kita. Ketika bejana yang sedang dibentuknya rusak atau mempunyai cacat, bejana tersebut dihancurkan menjadi tanah liat kembali, kemudian dibentuk ulang agar menjadi bejana yang lebih baik. Allah pun bertindak demikian terhadap umat-Nya. Ia akan membentuk umat-Nya terus-menerus melalui penghukuman (karena pemberontakan mereka terhadap Tuhan) dan pembaruan, hingga menjadi bangsa pilihan sesuai kehendak dan rencana-Nya. Sekalipun umat-Nya membangkang terhadap Sang Tukang periuk, namun Allah tetap berkenan mengulangi pekerjaan dari awal dan membentuk kembali bangsa pilihan-Nya menjadi periuk yang baik sesuai rencana semula. Namun berbeda dengan tanah liat, manusia tidak bersifat pasif di tangan Allah, Sang Tukang periuk. Israel kadang memberontak dan melawan “proses pembentukan” itu, namun jika Israel bertobat, Allah akan menjadikannya bejana untuk menjadi alat kemuliaan-Nya.


Hidup kita pun bagai bejana di tangan Sang Tukang periuk. Kita terus dibentuk sesuai maksud dan rencana-Nya, agar hidup kita menjadi indah dan berguna. Namun ada kalanya kita pun harus melalui proses “pembentukan ulang” yang sering kali menyakitkan. Kita dibersihkan; segala ego, kebiasaan buruk, kesombongan, dan sebagainya ditanggalkan, dikikis lepas dari kita, dan proses itu tidaklah nyaman. Namun lihatlah hasil akhirnya, bahwa dengan melewati proses itulah kita akan menjadi anak-anak Tuhan yang bisa Dia banggakan, dan menjadi alat kemuliaan-Nya.
Rekan-rekan youth, Tukang periuk mempunyai hak penuh dalam membentuk tanah liat. Ide ataupun rancangan yang ada di pikirannya dituangkan ke dalam pembentukan tanah liat, menjadi sebuah karya yang bermanfaat. Dalam proses membentuk tanah liat, tukang periuk harus melembutkan tanah liat terlebih dahulu, sehingga dapat dibentuk sesuai dengan keinginannya.
Tukang periuk membentuk periuk sesuai bentuk yang diinginkan dengan cara memutar-mutarkannya di atas meja putar. Jika bentuknya jelek atau tidak sesuai harapan, maka tukang periuk akan menghancurkannya lalu membentuknya kembali menjadi lebih indah.
Kita semua adalah anak-anak Tuhan yang diumpamakan seperti sebuah periuk yang sedang dibentuk oleh Tukang Periuk, yaitu Allah. Allah berkuasa penuh atas diri anak-anak-Nya. Percayalah pada-Nya. Berjanjilah untuk selalu tinggal di dalam Dia. Karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik untuk anak-anak-Nya.

Tuhan mau hati kita yang selalu bersyukur atas semua kebaikan Tuhan setiap hari, hati yang selalu bersukacita karena Tuhan sangat baik kepada kita. Ketika kita memiliki hati yang taat, maka Tuhan Sang Penjunan akan membentuk kita seperti tanah liat dan menghasilkan karya yang indah sesuai rencana-Nya. Karena itu, tunduk dan taatlah kepada kuasa Sang Pembentuk kita agar kita menjadi priuk dan bejana yang berguna dan bermafaat bagi semua orang.
Ayo terus hidup taat, mengikuti apa kata firman Tuhan, melakukannya setiap hari, supaya hati kita semakin lembut dan siap dibentuk sesuai rencana Tuhan yang indah.
Tetap semangat, Tuhan Yesus Memberkati

RM – DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *