What If

February 20, 2023 0 Comments

Renungan Harian Senin, 20 Februari 2023

Howard Schultz, Pendiri StarBuck mengatakan Ini adalah momenku, aku berpikir. Jika aku tidak mengambil kesempatan ini, jika aku tidak melangkah keluar dari zona nyaman dan berani mengambil risiko, jika aku mengizinkan waktu berlalu, aku akan kehilangan momenku. Aku tahu jika aku tidak memanfaatkan kesempatan ini, aku akan mengingat-ingat dalam pikiranku di sepanjang hidupku, bertanya-tanya: What if (Bagaimana Jika)?

Kata “If” salah satu penggunaannya untuk mengungkapkan bahwa sesuatu bisa atau akan terjadi, jika suatu persyaratan terpenuhi. Dan pada umumnya jika persyaratan terpenuhi, maka hal itu akan terjadi. Namun dalam beberapa kasus, sering juga harapan kita tidak terjadi, sekalipun kita sudah memenuhi segala persyaratan yang ada. Kita tidak berdaulat atas hidupku, tapi DIA lah yang mengatur dan berdaulat atas hidup kita.

Pada umumnya saat harapan kita tidak tercapai, kebanyakan orang yang jatuh kedalam perangkap “If Only”. Ini berbeda nuansanya dengan “What if”. If Only nuansanya menggambarkan kekecewaan, penyesalan, ketidakberdayaan, frustasi, dan ini terkait dengan banyak hal.

1 Samuel 1:9-10, Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.

Kalau kita membaca Alkitab, tujuan pernikahan itu umumnya dirumuskan jadi 3, yaitu “Partnership sebagai Relationship atau sebagai teman, lalu “Pleasure” atau kenikmatan dalam hubungan suami-istri dan yang terakhir “Pro-Kreasi”  untuk mendapat keturunan. Dan beberapa sarjana alkitab perjanjian lama mengatakan bahwa urutannya harus seperti ini, tetapi sayangnya dalam budaya Yahudi, dibalik, yang nomor satu Pro-Kreasi atau untuk mendapat keturunan. Jadi didalam budaya Yahudi, jika ada seorang wanita yang tidak bisa memberikan keturunan bagi suaminya, itu dianggap menjadi aib yang luarbiasa buat keluarganya, dan bahkan akan dianggap dan dicap sebagai orang yang dikutuk oleh Tuhan, karena tidak bisa punya keturunan.

Ayat 11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika (If Only)  sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”

Kalau kita mengacu pada Bilangan 6, orang bernazar itu biasanya untuk kurun waktu tertentu. Tetapi disini mungkin sangkin dia sudah betul-betul frustasi dengan keadaannya, dia bernazar kepada Allah untuk memberikan anaknya menjadi nazir Allah untuk seumur hidupnya.

WHAT IF ..

Yohanes 11:21-22, Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya (If Only) Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”

Marta mengungkapkan kekecewaannya kepada Tuhan, karena Tuhan berlambat-lambat untuk datang kerumahnya. Namun kita tahu bahwa itu semua bukan akhir, karena ada Yesus, Dia sanggup mengubah “If Only” menjadi “What If”. Ada kemungkinan yang positif, dan benar bahwa mujizat terjadi, Lazarus yang mati dibangkitkan oleh Yesus.

Matius 9:20-21 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.Karena katanya dalam hatinya: “Asal (If Only) kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Bapak/ibu yang terkasih, ayat-ayat seperti ini akan menyentuh hati kita, jika sebelumnya keadaan kita seperti orang yang kehilangan pengharapan, namun didalam Dia selalu ada pengharapan. Namun kita harus tahu, bahwa Tuhan bekerja bukan selalu melalui kejadian-kejadian yang ajaib saja. Namun pada hari ini firman Tuhan mengingatkan kita untuk jangan menyerah. Tembok/masalah sebesar apapun itu katakana “What If” dan “What If” ini yang akan mendorong kita untuk coba lagi. Dan disitulah ada jawaban kita atas pertolongan Tuhan Yesus Kristus.

Roma 8:31, Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Kata “Jika” dalam pasal ini adalah sebuah kepastian. Kenapa sebuah kepastian?

Roma 8:32, Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Ternyata dalam ayat ini syaratnya sudah dibayar lunas melalui korban Kristus. Jika diibarat sebagai pertandingan, bukan lagi 50:50, bisa menang bisa kalah, tapi firman Tuhan menjamin kemenangan kita, karena Tuhan ada dipihak kita. Yang sebelumnya kita adalah seterunya Allah karena dosa kita, tetapi karena kematian Kristus, maka Allah tidak lagi seteru kita, tapi Allah ada dipihak kita.

4 Pertanyaan:

  1. Siapakah yang akan melawan kita?
  2. Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
  3. Siapakah yang akan menghukum mereka?
  4. Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?

Jika Allah ada dipihak kita, kita akan keluar sebagai pemenang, tidak harus melihat mujizat. Tapi dengan berjalan bersama dengan Tuhan, kita dipastikan sampai pada tujuan, dan kita akan dipastikan keluar sebagai pemenang.

“Diluar Kristus aku hanyalah pendosa, tetapi didalam Kristus aku diselamatkan. Diluar Kristus aku kosong, didalam Kristus aku puas. Diluar Kristus aku lemah, didalam Kristus aku kuat. Diluar Kristus aku tak mampu, didalam Kristus aku lebih dari mampu. Diluar Kristus aku kalah, didalam Kristus aku menang. Betapa berartinya perkataan “didalam Kristus”.  

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Rangkuman Khotbah

Pdt. Soerono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *