MENYEMBAH DENGAN BENAR

Renungan Harian Youth, Jumat 11 Agustus 2023
Yohanes 4:21,Percayalah kepada-Ku, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem
Seringkali orang beranggapan bahwa kalau mereka telah menerima Kristus dan mengalami kelahiran kembali, bertobat dari kehidupan lama mereka, maka dengan sendirinya mereka menyembah Allah dengan cara yang benar, sesuai dengan kehendak Allah dalam Alkitab. Akan tetapi, hal itu tidaklah selalu benar. Mungkin sekali cara kita menyembah Allah, merupakan cara lama kita sebelum kita mengenal Tuhan.
Beribadah menjadi bagian dari hati seseorang, bukan sekedar praktik eksternal, dan dibimbing oleh kebenaran – bukan oleh upacara.
Rekan-rekan youth,Di sepanjang masa, banyak sekali muncul perdebatan mengenai bagaimana cara yang benar orang Kristen menyembah Tuhan. Seringkali perdebatan ini hanya sebatas musik yang dimainkan, tempat yang digunakan atau lagu yang dinyanyikan. Sebenarnya, penyembahan seperti apa yang Tuhan maksudkan? Salah satu hal terpenting kalau kita ingin membeli barang elektronik adalah buku panduan pemakaian. Buku ini sangat membantu sekali dalam mengoperasikan barang tersebut. Demikian pula dalam hal penyembahan, sangat membantu kalau kita tahu apa yang Tuhan kehendaki melalui buku panduan Tuhan, yaitu Kitab Suci.
Melalui kisah perempuan Samaria dalam Injil Yohanes, Tuhan memberikan petunjuk tentang penyembahan seperti apa yang Allah kehendaki. Yesus Kristus, yang tahu dengan jelas isi hati Bapa di sorga, mengatakan bahwa Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Tempat fisik penyembahan tidaklah menjadi persoalan. Pun bukan nyanyian yang keluar dari mulut kita atau tata cara penyembahan jasmaniah yang Dia nantikan.
Tuhan Yesus mengatakan Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang menyembah dalam roh dan kebenaran (ay. 23) dan alasannya karena Allah itu Roh, barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. (ay. 24).
Yesus tidak memberikan opsi lain, Dia hanya mengatakan Bapa menghendaki para penyembah, menyembah di dalam roh dan kebenaran.
Allah tidak dibatasi oleh gunung atau tempat apa pun. Dia hadir bersama kita di mana saja. Setiap hari, kita dapat melakukan ziarah dan penyembahan yang benar dengan berani menghampiri takhta-Nya, sambil memanggil-Nya, “Bapa kami”. Dia ada di sana bagi kita. —John Blase
Roh adalah bagian manusia yang tidak kasat mata, ini berarti ibadah berasal dari hati yang paling asli. Apa yang ada di dalam hati muncul keluar, yaitu kesadaran bahwa kita senantiasa berhadapan dengan Allah yang adalah Roh. Hati yang sungguh-sungguh menyembah Tuhan, bukan karena tata cara atau tempat ibadah.
Penyembahan erat kaitannya dengan praktik kehidupan sehari-hari.
Menyembah dalam kebenaran adalah menyangkut cara hidup yang terus disesuaikan dengan Sang Kebenaran, yaitu Yesus Kristus. Seorang uskup bernama William Temple mengatakan, “Ibadah adalah penyerahan seantero keberadaan diri kita kepada Tuhan.” Ketika kita menyembah, seluruh keberadaan roh, hati dan pikiran kita, kita persembahkan untuk Tuhan Yesus di dalam kebenaran-Nya, baik itu di dalam ibadah maupun di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Saat kita menyembah-Nya, Dia menginginkan kita memfokuskan hati dan pikiran hanya kepada-Nya.
Singkirkanlah segala sesuatu yang menghalangi hati dan pikiran kita berfokus kepada Allah. Percakapan dengan teman yang menyakitkan hati kita harus ditanggalkan. Begitu pula dengan kekuatiran tentang hari esok. Prasangka kurang baik kepada orang lain juga semestinya kita buang. Perbaharuilah hati dan pikiran kita dengan Roh dan firman-Nya. Saat kita menyembah-Nya dengan segenap hati dan pikiran kita, serta dengan pembaharuan diri melalui Roh Kudus dan firman-Nya, isi hati kita akan menyentuh sorga, menjadi persembahan yang harum dan menyenangkan hati Bapa.
Rekan-rekan youth, Allah menginginkan kita menyembah dalam roh dan kebenaran. Hendaklah hati kita hanya tertuju kepada Tuhan Yesus, itulah penyembahan yang benar. Liturgi, musik, atau tata cara di dalam ibadah itu penting, tetapi yang terpenting adalah mempersembahkan hidup kita hanya kepada Yesus. Tanpa hati dan sikap menyembah yang benar di hadapan Yesus, semua penyembahan kita akan sia-sia.
PENYEMBAHAN YANG BENAR DIMULAI DARI HATI YANG TERTUJU KEPADA YESUS, MENJALAR KE DALAM IBADAH DAN PRAKTIK KEHIDUPAN ANDA.
Marilah kita selalu menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran karena setiap pribadi yang sungguh-sungguh menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran maka akan nampak nyata dalam relasinya yang akrab dengan Allah, relasinya yang benar dengan sesama , bertanggungjawab penuh menyelesaikan pekerjaannya dan bertanggungjawab melaksanakan studi dan harapan keluarganya.
Allah dengan bimbinganNya akan memampukan kita menyembah dalam Roh dan kebenaran.
Tuhan Yesus memberkati
RM – TVP